Menu Melayang

Senin, 08 Juni 2020

The True Meaning of Education

Arti Sesungguhnya dari Pendidikan
Dalam sependek pengamatan dan pengalaman saya, pendidikan selalu memiliki dua dimensi.
Pertama adalah dimensi intelektual. Untuk mudahnya kita sebut saja dengan Pendidikan Intelektual.
Pendidikan jenis ini fokus utamanya adalah mengembangkan potensi nalar, logika, dan rasio. Singkat kata inti dari pendidikan pada dimensi ini adalah OTAK. Anda juga boleh menyebutnya sebagai upaya untuk Mendidik Kepala.
Kedua adalah dimensi moral atau akhlak. Untuk mudahnya kita sebut saja Pendidikan Moral. Pendidikan jenis ini berbasis pada nilai-nilai yang penting dalam kehidupan dan mempengaruhi budi pekerti seseorang. Singkat kata inti dari pendidikan pada dimensi ini adalah HATI. Anda juga boleh menyebutnya sebagai upaya untuk Mendidik Hati.
Pendidikan jenis kedua ini sungguh amat vital dan krusial bagi keberlangsungan peradaban manusia. Sebab jika budi pekerti dan hati nurani tidak mendapatkan porsi pendidikan yang memadai maka seorang individu bisa tumbuh dan berkembang menjadi seorang pribadi yang berbahaya bagi lingkungan dan sesamanya.
Jika kita ingin membangun karakter yang baik entah itu dalam urusan di kantor, rumah, dan masyarakat kita, maka kita harus mencapai tingkat minimum dari standar moral dan etika. Dan itu suka atau tidak suka adalah buah dari pendidikan jenis kedua tadi.
Pendidikan yang membangun sifat-sifat dasar karakter mulia seperti kejujuran, kasih sayang, keberanian, kegigihan, dan tanggung jawab adalah sangat penting, khususnya dalam konteks kehidupan modern yang terasa semakin kurang beradab dan lebih mengedepankan rasionalitas dan kompetisi.
Peristiwa meninggalnya George Floyd beberapa waktu yang lalu di Minnesota, AS adalah salah satu contoh betapa masyarakat modern telah gagal mengembangkan pendidikan moral yang sangat penting bagi ketenangan dan ketenteraman hidup bermasyarakat. Suatu ironi yang menyayat hati manakala capaian pendidikan intelektual telah membubung tinggi sampai ke penguasaan teknologi tercanggih di angkasa luar, tetapi seseorang menjalani hidupnya justru penuh dengan sentimen rasial dan prasangka etnik.
Kita sesungguhnya tidaklah membutuhkan lebih banyak pendidikan  intelektual yang hanya sebatas mengasah dan mempercanggih rasio dan logika, tetapi
kita membutuhkan lebih banyak pendidikan moral berbasis nilai-nilai penting kehidupan ( saya menyebutnya Values Based Education ).
Seseorang yang memiliki buah dari pendidikan moral yang baik akan jauh lebih siap untuk sukses dalam hidupnya secara paripurna daripada orang yang bangkrut secara moral meski mereka mempunyai deretan kualifikasi intelektual akademik yang sangat baik.
Pendidikan sejati adalah pelatihan yang komplit bagi kepala dan hati. Lebih baik seseorang tidak terlalu mengenyam pendidikan intelektual yang tinggi namun ia memiliki pendidikan moral yang lengkap daripada seseorang yang memiliki kualifikasi intelektual akademik yang cemerlang namun bermoral rendah.
Seorang pencuri kelas kroco yang tidak berpendidikan akademik tinggi maksimal hanya akan mencuri barang-barang dari kereta api sebatas yang ia butuhkan untuk mengganjal perutnya yang lapar. Tetapi seorang penyamun berkerah putih dengan pendidikan akademik yang tinggi akan menggarong seluruh isi kereta api tanpa bersisa. Bahkan sangat mungkin ia akan menggasak sistem perkeretapian semata untuk memenuhi nafsu serakahnya.
Kita perlu berusaha keras untuk meraih pengetahuan sekaligus kebijaksanaan. Keduanya dapat kita peroleh dari bangku sekolah atau secara langsung dari universitas kehidupan. Tetapi mestilah kita ingat bahwa keduanya tidaklah kita raih dengan niat semata hanyak untuk mendapatkan nilai angka atau huruf yang ditorehkan di buku rapor atau selembar ijazah.
Sebab pada akhirnya pengetahuan hanyalah seperangkat cara yang sistematis untuk menumpuk fakta. Tetapi kebijaksanaan adalah upaya untuk menyederhanakannya sehingga kita dapat memahami dan menjalani kehidupan dengan lebih mudah dan bermakna.
Seseorang dapat saja memiliki nilai di atas kertas yang baik dan gelar yang mentereng, tetapi pada saat yang sama ia masih belum belajar banyak tentang mengapa ia mengoleksi nilai dan gelar tersebut. Karena pada intinya hal terpenting yang bisa dipelajari dari pendidikan adalah " belajar untuk belajar ".
Semoga bermanfaat.
Salam,
Sumiharso

Blog Post

Related Articles

Chat WA

Back to Top

Cari Artikel

Postingan Populer